Selasa, 01 Maret 2011

PANDUAN AGITASI UNTUK REVOLUSI

Dari Saya: Pardin Isa

Kepada para pemantik, kepada bara revolusi yang mengendap.
Ia tak pernah pergi,
dia ada, mengendap di dada ku, di dada mu, di dada mereka, di dada kalian.

temukan mereka satu persatu, bincangkan kehendak massa rakyat, jangan ada bias, jangan ada kelalaian analisa, sinambungkan teori dalam kerangka strategi revolusi.
lalu, bergegaslah, segera konsentrasikan energi untuk memulainya, dan jika pada waktunya,

beragitasilah...!


di sudut-sudut jalan, di emper-emper toko, di barisan-barisan massa si tertindas, terhisap,
buat mereka sadar, buat seluruh api yang mengendap di palung jiwa mereka menjadi terbakar...!
gambarkan kenyataan dunia kepada mereka, hadirkan kesadaran di akal dan pikiran mereka, lalu konstruksi mimpi mereka dalam suatu muara yang sama, buat roh mereka menyatu...!
dan setelah itu,


sematkanlah gelar kepada mereka, bahwa mereka adalah Sang Agung, bahwa mereka adalah Sang Terpilih, bahwa mereka adalah Martir, bahwa mereka adalah Para Syuhada, bahwa mereka adalah Sang Penyelamat...!
lalu ajak mereka berjalan dalam satu barisan, menyeruak di jalanan, di antara hiruk-pikuk sang jelata yang belum tersadar, buatlah seluruh massa pinggiran yang terkejut itu menjadi berani untuk brkumpul dan menyatu kedalam barisan massa yang sama,
dan setelah seluruh barisan massa ini menyatu, maka bulatkan tekad mereka, satukan mereka dalam suatu tujuan yang sama, bahwa kita akan brgerak kedinding benteng musuh untuk menjemput mati, atau untuk mrenggut nyawa mereka yang ditakdirkan untuk binasa.


maka lautan massa ini akan menjadi sepasukan makhluk tak kenal mati yg siap mengganyang, membinasakan. mereka akan mengerang, terus mengerang hingga taringnya menjulur pertanda buas.
sekali lagi...


kepemimpinan massa harus disematkan pada satu tokoh bersuara lantang membahana, yang senantiasa menginspirasi massa dengan teriakan-teriakan agitasinya, dia akan menempatkan komando kepemimpinan massa di telunjuk dan dilidahnya,
dan engkau sang agitator,
ajak seluruh massa itu terus maju, terus bergerak melintasi jalanan, ciptakan ketakutan tiada tara di benak musuh abadimu yang hanya mengintip dari balik jendelanya yang terbuat dari besi baja, ciptakan ketakutan hingga rapuh jiwa manusianya,

teruslah bergerak,

boikot seluruh aktifitas-aktifitas massa rakyat yang lain, terus dan terus ajak mereka untuk memilih hanya pada satu pilihan, yaitu bergabung dan menjadi kuantitas-kuantitas massa yang heroik,
pimpinlah mereka dengan satu tujuan, pimpinlah mereka untuk menuju kebahagiaan atau kematian, tiada yang mulia selain hidup bebas tak tertindas atau mati...!
lalu...


ambil alih seluruh fasilitas-fasilitas penting, gedung-gedung akbar, pusat-pusat komando negara, pusat-pusat informasi dan telekomunikasi, 
kelumpuhan total pada mesin birokrasi negara, kelumpuhan total pada mesin-mesin ekonomi swasta, dibarengi dengan optimalisasi penggalangan dukungan dari dalam dan luar negeri demi kepentingan revolusi, demi simpati dan apresiasi atas revolusi,
kejadian ini akan berlangsung berhari-hari, kejadian ini akan terus menciptakan gelora dan gairah revolusi di darah dan sum-sum massa yang terpimpin, di darah dan sum-sum massa rakyat yang berharap, kejadian ini akan membuka mata dunia, kejadian ini akan semakin meyakinkan massa, bahwa titik noktah revolusi segera tiba,
kejadian ini akan terus menggejala keseluruh penjuru negeri...
dan jika tiba saatnya, dan jika seluruh penguasaan kondisi telah terpusat dalam massa, telah terpusat dalam satu komando, maka manifestokan kepada dunia,
bahwa revolusi telah hadir di tempat ini.
bahwa revolusi telah menjadi maklumat seluruh rakyat negeri.
bahwa kepemimpinan revolusioner telah sah, menjadi penguasa sementara, yang memiliki legitimasi untuk mmbinasakan kelompok-kelompok pro status quo yang masih tersisa. kebijakan tangan besi diundangkan, seluruh aktifitas swasta, seluruh aktifitas makhluk yang mendiami negara berada dibawah kontrol yang ketat, pers dan mesin-mesin penopang opini diberdayakan demi revolusi.

hingga penguasaan kondisi terpenuhi, hingga ada stabilitasi ekonomi dan politik.
jangan ada campur tangan asing, revolusi harus tanpa intervensi asing. karena kita tidak menghendaki bargaining, ataupun hegemoni kepentingan asing pasca revolusi terhadap sumber-sumber kekayaan negara, 
jangan ada bangsa yang menolak revolusi, jika tidak, maklumatkan perang kepada bangsa manapun yang menolak revolusi, yang menolak kepemimpinan revolusioner.

next…



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar